Cari Blog Ini

Kamis, 30 September 2010

perkenalan saya dengan fosil

KOLEKSI FOSIL BINATANG LAUT

Cerita awal mula saya tertarik dengan benda unik yang bernama fosil dimulai saat saya duduk di bangku SMP, kelas satu, ketika itu saya tengah mengikuti mata pelajaran sejarah di kelas, dan yang sedang dibahas mengenai seluk beluk manusia purba Indonesia dan peninggalan-peninggalannya. Saya menikmati pelajaran dengan rasa antusias yang tinggi. Sebab, sebelumnya saya memang telah membaca materi tentang manusia purba di buku paket yang saya miliki.



Ketika pelajaran usai, saya masih penasaran dengan kebenaran usia fosil tengkorak manusia purba yang konon mencapai ratusan ribu tahun atau bahkan jutaan tahun yang lalu sejak masa hidupnya. Secara bagiku, jangankan ratusan ribu atau jutaan tahun, hitungan ratusan tahun saja sudah begitu lama dan panjang masa waktu untuk menjalani siklus hidup ini.
Masih belum hilang penasaran ini, saya mencoba untuk mencari informasi yang lebih luas ke perpustakaan sekolah. Saya beruntung menemukan sebuah buku kecil namun didesain dengan sangat menarik yang dipenuhi beraneka gambar fosil yang unik. Di buku tersebut ternyata bukan hanya membahas tentang fosil tengkorak manusia purba tetap juga membahas fosil tumbuh-tumbuhan, serangga, binatang laut dan mamalia. Dan sekali lagi yang membuatku semakin tertarik pada fosil adalah pada usia dan pembagian zaman dari tiap-tiap fosil yang ditemukan ternyata berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada jenis batuan dan letak kedalaman dari terbentuknya fosil itu sendiri.
Sejak itu saya mencoba untuk dapat menemukan fosil apapun dan dimanapun selama saya mampu menjangkaunya. Fosil-fosil itu nantinya saya kumpulkan untuk koleksi dan kepuasan pribadiku. Dan barangkali memang sudah menjadi jodohku untuk dapat berhubungan dengan fosil-fosil, tiap kali saya iseng-iseng mencari fosil di tempat tertentu, saya selalu mendapatkan fosil unik dan menarik.
Namun sayang, selama ini saya baru bisa mengumpulkan fosil-fosil dari binatang dan tumbuhan laut saja kalaupun saya mendapatkan yang lain—selain binatang dan tumbuhan laut—itu hanya berupa serpihan tulang mamalia yang sayapun tidak mengetahui dari hewan apa.





Oia, tentu kalian semua tertarik untuk melihat koleksi fosil dan mengetahui lokasi penemuan fosil-fosil tersebut kan?? Berikut ini gambar-gambar dari koleksi fosil saya. Mengenai lokasinya ada di wilayah Gunung Gamping, Kecamatan Srengseng, Kabupaten Brebes.
Anda pernah melihat bahkan mungkin makan hewan seperti: kerang, bekicot, keong, cumi-cumi atau sotong. Atau mungkin Anda di rumah mengoleksi berbagai jenis hiasan dari cangkang kerang yang begitu indah. Semua contoh hewan tersebut adalah jenis Mollusca. Memang Mollusca merupakan hewan yang akrab dengan kehidupan manusia, karena jenis hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang bergizi atau untuk barang perhiasan. Hewan ini hidup di darat, air tawar dan di laut.

Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. Untuk lebih memahaminya, coba Anda perhatikan gamnar di bawah ini. Dapatkah Anda menjelaskan perbedaan diantara jenis hewan ini?


Gambar normal dari (a) kerang, (b) siput, (c) cumi-cumi
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda.
Pernafasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal.
Bagaimana? Sampai di sini jelas bukan? Sekarang kita lanjutkan dengan pembagian kelas Mollusca. Berdasarkan simetri tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia atau Pelecypoda, Amphineura dan kelas Scaphopoda. Berikut akan dibahas satu persatu.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar